Tuesday, December 11, 2012

Buah Tangan Training AFLAT



Adalah seorang ibu dengan dua orang putra-putri yg subhanAlloh...semangatnya ndak kalah dengan yg muda2. Dengan tekad yang kuat, beliau jauh2 dari 'negeri sego Boran' tholabul 'ilmi ke 'negeri suro wa boyo'. Berikut buah tangan beliau...

Yang pada ikut AFLAT..beliau adalah salah satu peserta yang mengaku belum tahu sama sekali tentang B.Arab...So..she sits in the first row
-------------------------------------------------------------

Ini adalah mutiara yang saya temukan saat mengikuti Training AFLAT di Asrama Haji Surabaya awal Maret 2010.

CREEK !!!. SUARA GEMBOK TERBUKA

Saya memang teledor, sering taruh barang-barang penting sembarangan. Seperti saat ini, saya bingung mencari kunci laci kasir padahal di depan saya, seorang pembeli menunggu uang kembalian dari pembelanjaannya di toko saya. Hehehe . . .

Nah, ada satu kisah fiksi berikut ini :
Suatu kali Fulan kehilangan kunci rumahnya. Saat itu malam hari. Dia mondar mandir di bawah tiang lampu jalan di depan rumahnya.Bingung jadinya. Padahal malam sudah larut dan mulai gerimis pula.Waduh susahnya . . .

Lalu pengalaman saya dan kisah si Fulan apa hubungannya ???.Lho belum ngeeeh juga ???.

KUNCI, kecil tapi sangat penting keberadaannya. Pasangan kunci jauh lebih besar dari kunci itu sendiri. Dan apa yang dituju melalui kunci itu jauh lebih besar lagi dari pasangan kunci. Yaitu pintu.
Gembok butuh kunci untuk membukanya, jika pintunya pakai gembok. Gembok dibuka, pintu baru bisa dibuka. Terus baru bisa masuk ke dalam ruangan, kamar dan rumah lebih seringnya.

Seperti orang Muslim sekarang ini, begitulah kondisi orang yang punya kamar, yang kamarnya terkunci, jadi tidak bisa masuk. Tidak bisa memanfaatkan apa yang ada di kamarnya sendiri. Padahal isinya, kalau digunakan bisa membuat dia nyaman dan sejahtera.

Kaum Muslim punya kamar yang isinya tidak ada bandingannya. Malahan punya dua, tidak hanya satu.
Yakni Al Qur’an dan Sunnah. Tetapi . . . berapa banyak kaum muslim yang bisa memasuki kamar ini ?. Jaman sekarang hanya sedikit sekali, meskipun sedang mulai bangkit. Nah kunci untuk membuka kedua kamar yang isinya harta, gadget canggih yang tidak pernah ketinggalan jaman tersebut adalah BAHASA ARAB. Bahasa Al Qur’an.

Sedikit flash back.
Jaman dulu Kekek Nenek kita jago membaca kitab arab gundul, karena apa ?. Karena kedekatan dan kuatnya mereka memegang teguh agamanya, Islam, merupakan faktor yang tidak bisa dipisahkan.
Dapat kita lihat faktanya : bagi orang yang pernah dan tahu bagaimana bahasa sebagian besar masyarakat Sumatera, akan merasakan kedekatannya dengan Bahasa Al Qur’an. Bukan hanya pada saat-saat tertentu saja digunakan, tapi dalam keseharian.Mereka yang akrab dengan bahasa tingkat tinggi, lekat dengan kesehariannya, mendapatkan efek yang sangat positifdan signifikan dari perkembangan bahasanya sendiri. Dimana bahasa Al Qur,an telah mendarah daging , dan diturun temurunkan ke anak cucu. Dan saat ini kita masih menjumpai banyak orang tua yang tidak bisa membaca huruf latin, tapi bisa dengan lancar membaca kitab arab gundul.
Bandingkan dengan jaman sekarang. Hehehe . . .180 derajat bedanya.

Membiasakan berkomunikasi dalam Bahasa Arab serta menulis dalam Huruf Arab adalah salah satu cara untuk mengakrabkan diri dengan bahasa pegangan utama kita.

Sebuah cara untuk mengikat kunci agar tidak mudah hilang. Jikapun kunci itu belum terbentuk sempurna, paling tidak, ada upaya untuk terus mengasah dan membentuknya.

Sudah nggeeh apa yang saya maksudkan ??.
Oleh karena itu, mari kita bersama-sama mencari kunci kita yang telah hilang. Membuatnya kembali, sehingga harta kita yang telah diwariskan oleh manusia yang paling mulia, yang pernah hidup di dunia ini, dapat kita gunakan lagi.
Amin.

by: Ummu Luqman

Monday, December 10, 2012

Kemuliaan Wanita



Pada suatu hari Fatimah Azzahra mengeluh kepada Rasulullah SAW, karena capek menggiling gandum untuk keperluan keluarganya. Maksudnya ia minta dicarikan pembantu. Mendengar keluhan anaknya ini, Rasulullah SAW berkata, “ Ya Fatimah, jika perempuan menggiling tepung untuk suami dan anak-anaknya, maka Allah menuliskan untuknya dari setiap biji gandum yang digilingnya suatu kebaikan dan mengangkatnya satu derajat. Ya Fatimah, jika perempuan berkeringat ketika menggiling gandum untuk suaminya, maka Allah menjadikan antara dirinya dan neraka tujuh buah parit. Jika ia meminyaki dan menyisir rambut anak-anaknya dan mencuci pakaian mereka, Allah akan mencatatkan pahala orang yang memberi makan seribu orang lapar dan memberi pakaian seribu orang telanjang. Jika perempuan menghalangi hajat para tetangganya, Allah akan menghalanginya dari air telaga Kausar di hari kiamat. Ya Fatimah, hal yang lebih utama dari semua itu adalah keridhaan suami terhadap isterinya. Jika suamimu tidak ridha padamu, tidaklah akan aku doakan kamu. Tahukah engkau bahwa ridha suami bernilai lebih dihadapan Allah dan kemarahannya adalah kemarahan Allah“.
Kemudian Nabi SAW mengungkapkan lagi segala kebaikan lain yang bakal diraih perempuan sebagai ibu rumah tangga, salah satunya ialah “Jika perempuan melayani suaminya sehari semalam dengan baik hati, ikhlas, serta niat yang benar, Allah akan mengampuni semua dosanya dan akan memakaikannya sepersalinan hijau dan dicatatkan untuknya dari setiap helai bulu dan rambut yang ada pada tubuhnya seribu kebaikan dan dikaruniakan untuknya seribu pahala haji dan umrah“. (Bahan buku Pahala Itu Mudah – Republika).

Nabi SAW mengajarkan kepada setiap suami muslim agar pandai-pandai merawat cinta kasih. “Berlaku baiklah kepada isterimu. Dan ketahuilah, sesungguhnya akulah yang terbaik terhadap isteriku“. Suatu ketika, Abdur Rahman bin Auf bertanya pada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, apa keistimewaan isteri salehah? “. ‘ Seorang isteri salehah lebih daripada seribu lelaki yang tidak saleh. Isteri mana pun yang mengabdi kepada suaminya selama tujuh hari ditutupilah tujuh buah pintu neraka dari dirinya dan dibuka delapan buah pintu surga baginya serta dia akan masuk dari pintu mana dia mau dengan tanpa hisab,“ ujar Rasulullah SAW.
Sementara itu kepada Anas bin Malik, Rasulullah SAW juga menyatakan, “Seorang isteri bila telah salat lima waktu, puasa Ramadhan dan memelihara kemaluannya serta taat kepada suaminya, maka dia akan masuk surga dari pintu manapun yang ia sukai“.

Selanjutnya dijelaskan oleh Rasulullah SAW, “Seorang isteri salehah yang kedatangan haid, maka haidnya itu adalah sebagai penghapus dosa. Apalagi jika ia berdoa di hari yang pertama ‘Alhamdulillah ala kulli halin wastagfirullah min kulli dzanbin ‘(Segala puji bagi Allah dengan segala hal dan aku memohon ampunan kepada Allah dari segala dosa) ‘. Maka Allah menulis baginya kebebasan dari neraka, dapat lewat di atas sirath dan aman dari azab Allah SWT akan mengangkat derajatnya setiap hari dan malam seperti derajat empat puluh orang syahid apabila berzikir kepada Allah SWT, dalam haidnya, “ ujar Rasulullah SAW.

Dalam hadis lain Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada muslimah yang memperoleh pahala lebih dari isteri seorang muslim yang menyenangkan suaminya, patuh pada perintahnya, dan menjaga kehormatan dan hartanya selama suaminya tidak hadir“. Kemudian Nabi SAW mengingatkan, “Wanita itu tiang Negara. Manakala baik wanita, baiklah Negara. Manakala rusak wanita, rusaklah Negara“.

Dalam Islam Nabi SAW telah meletakkan dasar-dasar penghormatan terhadap hak-hak perempuan. Beliau SAW menegaskan, mulia atau tidaknya seseorang dalam pandangan Allah, salah satu ukurannya ialah ada atau tidaknya rasa hormat kepada perempuan, khususnya kaum ibu. Beliau SAW juga meminta umatnya agar anak perempuan diberi perhatian khusus. Kata Nabi SAW “Lelaki mana saja yang mempunyai anak perempuan lalu memberi pelajaran kepadanya, maka hendaknya ia memberi pelajaran dengan cara yang baik kepadanya. Demikian pula jika ia mendidiknya, maka hendaknya ia memberi pendidikan dengan cara yang baik kepadanya“ (HR.Ahmad).
Pada suatu hari seorang lelaki mendatangi Nabi SAW di majelisnya, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku pergauli dengan baik?“ tanyanya. “Ibumu,“ jawab Nabi SAW. Orang itu kemudian bertanya lagi, “Kemudian siapa? “. “Ibumu,“ jawab Nabi kembali. Untuk kali ketiga orang itu bertanya, “Setelah itu siapa lagi,“ dan tetap dijawab oleh Nabi SAW “Ibumu“. Baru kemudian ketika orang itu bertanya kembali, Nabi SAW. menjawab “Bapakmu“.

Hadis riwayat Abu Hurairah itu menegaskan betapa Islam mengangkat dan menjunjung tinggi derajat kaum wanita. Begitu besarnya perhatian Nabi SAW kepada kaum wanita sehingga menjelang ajalnya dia berpesan agar para wanita itu diperlakukan secara baik. Rasulullah SAW juga pernah bersabda, “Dunia ini adalah perhiasan, dan perhiasan yang paling indah adalah wanita yang salehah, yang apabila dipandang menarik hati, apabila ditinggalkan suaminya bepergian, dia mampu menjaga harta dan harga diri suaminya“.
Untuk isteri yang salehah, Rasulullah SAW telah menjanjikan dalam suatu hadis yang dirawikan oleh Turmuzi, Ibnu Majah dan Al Hakim “Apabila seorang wanita yang disenangi suami wafat, maka dia akan masuk surga.“

Disiarkan di Radio Pendidikan PancaMarga Lamongan 107,8 FM, dalam program ngobras -Ngobrol Santai- selasa 13 April '10 pkl 16.00